MAKALAH GAYA HIDUP DALAM MASYARAKAT MODERN

GAYA HIDUP DALAM MASYARAKAT MODERN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Persaingan bisnis antara prusahaan semakin kompetitif sehingga para produsen meningkatkan level strategi pemasarannya dari segi kualitas produk ataupun harga demi kepuasaan konsumen. Moderenisasi merupakan masa dimana kehidupan manusia yang mengalami perubahan mengenai cara pandang terhadap berbagai macam persoalan yang menyangkut suatu individu ataupun kelompok masyarakat dengan melakukan suatu tindakan yang praktis untuk mengatasinya.
Masuknya budaya asing ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi. Pengaruh tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock). Goncangan budaya adalah suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Masuknya budaya asing ke dalam kebudayaan bangsa Indonesia semakin mempercepat proses perubahan gaya hidup masyarakat sendiri.
Menurut Sutisna (2002), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimana orang lain menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungan (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik seseorang secara kasat mata, yang menandai sisitem nilai, serta sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Gaya hidup merupakankombinasi dan totalitas cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam pelaksananya dilandasi oleh system nilai atau system kepercayaan tertentu.
Salah satu yang menandai gaya hidup dalam masyarakat modern adalah kepraktisan dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Manusia semakin meinginkan hal-hal yang instan. Karateristik inilah yang menjadi dampak negative di era modern.

1.2. Rumusan masalah
a.       Apakah pengertian gaya hidup (Lifestyle)?
b.      Apa saja dimensi gaya hidup ?
c.       Apa kategori gaya hidup ?
d.      Apa saja klasifikasi gaya hidup ?
e.       Bagaimana gaya hidup di tinjau dari segi kultur,waktu dan uang ?
f.       Apakah faktor yang mempengaruhi gaya hidup ?
g.      Apakah pengetian masyarakat modern ?
h.      Apa saja ciri-ciri masyarakat modern ?

1.3.Tujuan penulisan
a.       Untuk menjelaskan dan mengetahui yang dimaksud dengan gaya hidup
b.      Untuk megetahui apa saja yang menjadi dimensi gaya hidup
c.       Untuk mengetahui apa saja yang termasuk kategori didalam gaya hidup
d.      Untuk mengetahui pengelompokan di dalam gaya hidup
e.       Untuk mengetahui gaya hidup di tinjau dari aspek kultur, waktu dan uang
f.       Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya hidup
g.      Untuk menjelaskan dan mengetahui yang dimaksud dengan masyarakat modern
h.      Untuk mengetahu ciri dari masyarakat modern

1.4.Manfaat Penulisan
1.      Manfaat Teoritis Hasil penulisan  ini  diharapkan  dapat memberikan  informasi mengenai sikap  konsumen dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
2.      Manfaat empiris
a.       Hasil penelitian  ini diharapkan  dapat menambah  referensi  penulis atau peneliti, khususnya peneliti yang sedang peneliti tentang pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian
b.      penulisan  ini  diharapkan  dapat menjadi bahan  acuan  bagi  penulis dan peneliti lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Gaya Hidup (Life Style)

2.1.1        Definisi Gaya Hidup (lifestyle)
Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya.
Menurut Yohanes (2006) gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang. Gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana hidup, menggunakan uangnya dan manfaatkan waktu yang dimilikinya (sumarwan,2014)
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang yang berpergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untu kegiatan social keagamaan. Gaya hidu dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Gaya hidup menurut Kotler (2005) adalah pola hidup seseorang di dunia yang mengekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimanan membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.
Menurut Bilson simamora (2002), gaya hidup adalah tingkah laku seseorang dalam menunjukkan pola hidupnya yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup jika digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup adalah sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh bagaimanan seseorang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia sekitarnya (sutisna, 2002)

2.1.2        Dimensi Gaya Hidup
Untuk memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrument untuk mengukur gay hidup yang berkembang.
Menurut Mowen dan Minor (2002), psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologi konsumen (phyco). Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity,interest,opinion)
1.      Activity
Aktivitas meminta kepada konsumen untuk mengidenfikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka mengahbiskan waktu mereka, apa yang mereka beli dan bagaimanan mereka menghabiskan waktu mereka. Activity merukan karakteristik konsumen dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya aktivitas konsumen, perusahaan dapat mengetahui kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh pasar sasarannya, sehingga mempermudah perusahaan untuk menciptakan strategi-strategi dan informasi yang didapat tersebut. Aktivitas konsumen dapat diukur melalui indicator hobi, kerja, acara social, liburan, hiburan, dan keanggotaan perkumpulan. Aplikasi dari aktivitas konsumen yaitu perusahaan dapat mencari kesesuaian hubungan antara produk yang ditawarkan dan kelompok gaya hidup seseorang di pasar sasaran.
2.      Interest
Memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen. Interest merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu memahami minat pelanggannya, dapat memudahkan perusahaan dalam menciptakan ide-ide guna mempengaruhi proses pembelian pada pasar sasarannya. Sedangkan Salomon (2009), mengungkapkan bahwa minat terdiri dari keluarga, rumah tangga, pekerjaan, kelompok masyarakat, rekreasi, mode pakaian, makanan, media dan prestasi.


3.      Opinion
Menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai topic-topik peristiwa dunia, local, moral, ekonomi dan social masyarakat, nilai-nilai dan sikapnya, tahap pembangnan ekonomi, hokum dan hubungannya. Opinion merupakan pendapat dari setiap konsumen yang berasal dari pribadi mereka sendiri. Salomon (2009) mengatakan bahwa opini dapat terdiri dari konsumen itu sendiri, isu social, isu politik. Bisnis, ekonomi, pendidikan, produk masa depan dan budaya. Ekonomi dapat dan sedang berubah dengan cepat. Efeknya bias menjadi sangat jauh dan membutuhkan perubahan dalam strategi pemasaran oleh setiap perusahaan. isu politik juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konsumen dalam Negara yang sama biasanya memiliki lingkungan politik yang sama pula, tetapi politik juga dapat mempengaruhi peluang bisnis dalam tingkat lokal maupun internasional. Beberapa perusahaan bisnis telah menjadi sangt suskses dengan mempelajari lingkungan politik dan menyusun strategi yang memanfaatkan peluang yang terkait dengan perubahan dimensi politik.

2.1.3        Kategori Gaya Hidup (lifestyle)
Bilson Simamora (2002) mengkategorikan gaya hidup menjadi dua kategori :
1.      Gaya Hidup Normative
Menggambarkan pengharapan-pengharapan cultural tersebut dibebankan kepada individu-individu oleh masyarakat mereka dan merujuk kepada system nilai ekonomi dan konsumsi sebuah masyarakat, nilai-nilai dan sikapnya, tahap pembangunan ekonomi, hokum dan hubungannya.
2.      Gaya Hidup Pribadi
Merujuk kepada kenykinan individu tentang aktivitas konsumsi individu didalam masyarakat, kultur atau sub kultur mereka. Hal-hal ini seperti perilaku berbelanja, kesadaran harga dan keterlibatan keluarga dalam proses pembuatan terwujud akibat dari gaya hidup pribadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan, kenyakinan pribadi ini meliputi pendidikan, sikap psikologi, pengalaman, situasi social dan ekonomi yang spesifik, lingkungan fisik dan faktor yang lainnya.
2.1.4        Klasifikasi Gaya Hidup
Klasifikasi gaya hidup berdasarkan tipilogi values and laifestyle (VALS) dari Stanford Research Internasional (Kotler and Armstrong, 2004) yaitu :
1.      Actualizes
Orang dengan pendapatan paling tinggi dengan demikian banyak sumber daya yang dapat mereka sertakan dalam salah satu atau semua orientasi diri.
2.      Fulfilled
Professional yang matang, bertanggung jawab, berpendidikan tinggi. Mereka berpendapatan tinggi, tetapi termasuk konsumen yang praktis dan berorientasi pada nilai
3.      Belivers
Konsumen konservatif, kehidupan mereka terpusat pada keluarga, agaman, masyarakat dan bangsa
4.      Achiervers
Orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dala politik yang mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka menghargai otoritas dan status quo, serta dan menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan sukses mereka.
5.      Strivers 
Orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers tetapi sumber daya ekonomi, social dan psikologinya lebih sedikit.
6.      Experiences
Konsumen yang berkeinginan besar untu menyukai hal-hal yang baru
7.      Makers
Orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan cara yang praktis.
8.      Strugglers
Orang yang berpengasilan paling rendah dan terlalu sedikit sumber dayanya untuk dimasukkan kedalam orientasi konsumen yang manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cendrung menjadi konsumen yang loyal pada merek.

2.1.5        Gaya Hidup Ditinjau Dari Aspek Kultur, Waktu Dan Uang
Setiadi (2003) menyatakan gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memahami bagaimana gaya hidup sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup yang berkembang Surveyor Research Internasional telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup ditinjau dari aspek kultur yaitu :
1.      Outer directed, merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma tradisonal yang telah terbentuk.
2.      Inner direct, yaitu konsumen yang embeli produk untuk memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang berkembang.
3.      Need driven, yaitu kelompok konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas kebutuhan dan bukan keinginan.
Setiadi (2003) juga mengemukakan VALS (value dan lifestyle) dengan mengelompokkan manusia menurut bagaimana mereka mengahbiskan waktu dan uang dan di klasifikasikan kedalam :
1.      Pembeli berorientasi prinsip yang membeli berdasarkan pada pandangan mereka mengenai dunia.
2.      Pembeli berorientasi status yang membeli berdasarkan pada tindakan dan opini orang lain.
3.      Pembeli berorientasi tindakan yang dikendalikan oleh keinginan mereka dan aktivitas, variasi dan pengambilan resiko.

2.1.6        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup (Life Style)
Menurut pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :
a. Sikap                          
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu.
d. Konsep diri
Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif
Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak- haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan dalam kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaankebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.

2.2  Masyarakat Modern
2.2.1 Definisi Masyarakat Modern
Wordpress Rafian Journey (2010) menjelaskan bahwa Definisi masyarakat modern dapat diartikan sebagai masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini.
            Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya gelandangan.

2.2.2 Ciri Masyarakat modern
Modernisasi merupakan proses menjadi modern. Istilah modern berasal dari kata modo yang artinya yang kini. Sehingga, modernisasi dapat diartikan sebagai cara hidup yang sesuai dengan situasi yang kini ada, atau konteks masa sekarang.  Apabila cara hidup suatu masyarakat seperti  yang diwariskan oleh nenek-moyang atau generasi pendahulunya, masyarakat tersebut disebut masyarakat tradisional. Istilah tradisi berasal dari kata traditum yang artinya warisan. Tekanan pengertian modernisasi adalah pada teknologi dan organisasi sosial.
Ciri-ciri dari masyarakat modern dari wordpress Rafian Journey (2010) adalah sebagai berikut :
1.      Hubungan antar manusia terutama didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
2.      Hubungan dengan masyarakat lain dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi
3.      Keprcayaan yang kuat akan Ilmu Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
4.      Masyarakatnya tergolong ke dalam macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga pendidikan, keterampilan dan kejuruan
5.      Tingkat pendidikan formal pada umumnya tinggi dan merata.
6.      Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang sangat kompleks
7.      Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.

Menurut Alex Inkeles, dalam Afan Gaffar (1995) bahwa ciri-cri masyarakat modern adalah sebagai berikut:
1.      Bersedia menerima pengalaman-pengalaman baru.
2.      Mampu menyatakan pendapat dan bahkan membentuk opini tentang persoalan apa saja yang ada dalam masyarakat.
3.      Berorientasi ke masa kini dan masa depan bukan masa lampau.
4.      Selalu berorientasi pada perencanaan.
5.      Memiliki keyakinan untuk bekerja.
6.       Percaya bahwa segala hal, keadaan harus dapat diperhitungkan.
7.      Percaya ada harga diri dan keagungan harkat hidup dan keagunan manusia.
8.      Percaya pada ilmu dan tekhnologi.
9.      Percaya kepada keadilan dalam masyarakat.






BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Gaya hidup dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya. Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).
Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Gaya hidup didalam masyarakat modern adalah life style (gaya hidup) yang mengikuti pola perkembangan zaman, dengan segala bentuk kemajuan iptek. Masyarakat modern adalah masyarakat yang telah mengalami transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu masyarakat yang mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi zamannya atau hidup sesuai dengan konstelasi zamannya.








DAFTAR PUSTAKA
Bilson, Simamora. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hartono, Rizky. (2015). Pengaruh Faktor-Faktor Gaya Hidup Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Laptop Aplle Di Kota Jambi.Skripsi :Jambi,Universitas Jambi
Kotler, P. (2005). Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas. Jilid 1. Terjemahan oleh Benyamin Molan. 2005. Jakarta: Indeks
Kotler,Philip & Amstrong, G.. 2004. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks Gramedia.
Raganda, Jone. (2014). Analisis Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 RR Di Kota Jambi. Skripsi : Jambi, Universitas Jambi
Sutisna, (2002). Perilaku Konsumen. Gramedia:Jakarta
Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Penelitian Pemasaran. Edisi 1. Jakarta: prenada Media
Yohanes, S K. dan Peter, R P. (2006). Segmentasi Gaya hidup pada Mahasiswa Program Studi Pemasaran Universitas Kristen Petra. Jurnal Jurusan manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra


Sumber Internet :
Duniapeljar.(2012).  http://www.duniapelajar.com/2012/09/17/ciri-ciri-masyarakat-modern/  diakses pada 13 maret 2016

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Makalah Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Kantor Pos di Bulian,Provinsi Jambi

Gaya kepemimpinan dan contoh Gaya Kepemimpinan Honda dan Marcedez Indonesia