MAKALAH GAYA HIDUP DALAM MASYARAKAT MODERN
GAYA HIDUP DALAM MASYARAKAT MODERN
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Persaingan
bisnis antara prusahaan semakin kompetitif sehingga para produsen meningkatkan
level strategi pemasarannya dari segi kualitas produk ataupun harga demi
kepuasaan konsumen. Moderenisasi merupakan masa dimana kehidupan manusia yang
mengalami perubahan mengenai cara pandang terhadap berbagai macam persoalan
yang menyangkut suatu individu ataupun kelompok masyarakat dengan melakukan
suatu tindakan yang praktis untuk mengatasinya.
Masuknya budaya
asing ke Indonesia disebabkan salah satunya karena adanya krisis globalisasi. Pengaruh
tersebut berjalan sangat cepat dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Tentu
saja pengaruh tersebut akan menghasilkan dampak yang sangat luas pada sistem
kebudayaan masyarakat. Begitu cepatnya pengaruh budaya asing tersebut
menyebabkan terjadinya goncangan budaya (culture shock). Goncangan
budaya adalah suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menahan berbagai
pengaruh kebudayaan yang datang dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan
dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Masuknya budaya asing ke dalam
kebudayaan bangsa Indonesia semakin mempercepat proses perubahan gaya hidup
masyarakat sendiri.
Menurut Sutisna
(2002), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang lain menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungan (ketertarikan),
dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia
disekitarnya (pendapat). Gaya hidup dapat dipahami sebagai sebuah karakteristik
seseorang secara kasat mata, yang menandai sisitem nilai, serta sikap terhadap
diri sendiri dan lingkungannya. Gaya hidup merupakankombinasi dan totalitas
cara, tata, kebiasaan, pilihan, serta objek-objek yang mendukungnya, dalam
pelaksananya dilandasi oleh system nilai atau system kepercayaan tertentu.
Salah satu yang
menandai gaya hidup dalam masyarakat modern adalah kepraktisan dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Manusia semakin meinginkan hal-hal yang instan. Karateristik
inilah yang menjadi dampak negative di era modern.
1.2.
Rumusan masalah
a. Apakah
pengertian gaya hidup (Lifestyle)?
b. Apa
saja dimensi gaya hidup ?
c. Apa
kategori gaya hidup ?
d. Apa
saja klasifikasi gaya hidup ?
e. Bagaimana
gaya hidup di tinjau dari segi kultur,waktu dan uang ?
f. Apakah
faktor yang mempengaruhi gaya hidup ?
g. Apakah
pengetian masyarakat modern ?
h. Apa
saja ciri-ciri masyarakat modern ?
1.3.Tujuan
penulisan
a. Untuk
menjelaskan dan mengetahui yang dimaksud dengan gaya hidup
b. Untuk
megetahui apa saja yang menjadi dimensi gaya hidup
c. Untuk
mengetahui apa saja yang termasuk kategori didalam gaya hidup
d. Untuk
mengetahui pengelompokan di dalam gaya hidup
e. Untuk
mengetahui gaya hidup di tinjau dari aspek kultur, waktu dan uang
f. Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya hidup
g. Untuk
menjelaskan dan mengetahui yang dimaksud dengan masyarakat modern
h. Untuk
mengetahu ciri dari masyarakat modern
1.4.Manfaat
Penulisan
1.
Manfaat
Teoritis Hasil penulisan ini diharapkan
dapat memberikan informasi
mengenai sikap konsumen dan
pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
2.
Manfaat
empiris
a.
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
penulis
atau peneliti, khususnya
peneliti yang sedang peneliti
tentang pengaruh sikap terhadap keputusan pembelian
b.
penulisan ini diharapkan
dapat menjadi bahan acuan bagi penulis
dan peneliti lainnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Gaya
Hidup (Life Style)
2.1.1
Definisi Gaya Hidup (lifestyle)
Gaya hidup didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh
bagaimana orang menghabiskan waktu (aktivitas), apa yang mereka anggap penting
dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri
mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya.
Menurut Yohanes (2006) gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang
pada akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang. Gaya hidup lebih
menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana hidup, menggunakan uangnya
dan manfaatkan waktu yang dimilikinya (sumarwan,2014)
Gaya hidup hanyalah salah satu cara mengelompokkan konsumen secara
psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan
waktu dan uangnya. Ada orang yang senang mencari hiburan bersama
kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada yang yang berpergian bersama
keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang
memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untu kegiatan social keagamaan. Gaya
hidu dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan
konsumsi seseorang.
Gaya hidup menurut Kotler (2005) adalah pola hidup seseorang di dunia
yang mengekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup menggambarkan
keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut
Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah menunjukan bagaimana orang hidup,
bagaimanan membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.
Menurut Bilson simamora (2002), gaya hidup adalah tingkah laku seseorang
dalam menunjukkan pola hidupnya yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan
pendapatnya. Konsep gaya hidup jika digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat
membantu untuk memahami nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup adalah sebagai cara hidup yang di identifikasikan oleh
bagaimanan seseorang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka anggap penting
dalam lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri
dan juga dunia sekitarnya (sutisna, 2002)
2.1.2
Dimensi
Gaya Hidup
Untuk
memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau
instrument untuk mengukur gay hidup yang berkembang.
Menurut
Mowen dan Minor (2002), psikografik berarti menggambarkan (graph) psikologi konsumen (phyco).
Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity,interest,opinion)
1.
Activity
Aktivitas
meminta kepada konsumen untuk mengidenfikasikan apa yang mereka lakukan, apa
yang mereka beli dan bagaimana mereka mengahbiskan waktu mereka, apa yang
mereka beli dan bagaimanan mereka menghabiskan waktu mereka. Activity merukan karakteristik konsumen
dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan adanya aktivitas konsumen, perusahaan
dapat mengetahui kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh pasar sasarannya,
sehingga mempermudah perusahaan untuk menciptakan strategi-strategi dan
informasi yang didapat tersebut. Aktivitas konsumen dapat diukur melalui
indicator hobi, kerja, acara social, liburan, hiburan, dan keanggotaan
perkumpulan. Aplikasi dari aktivitas konsumen yaitu perusahaan dapat mencari
kesesuaian hubungan antara produk yang ditawarkan dan kelompok gaya hidup
seseorang di pasar sasaran.
2.
Interest
Memfokuskan pada
preferensi dan prioritas konsumen. Interest
merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses pengambilan
keputusan. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu memahami minat pelanggannya,
dapat memudahkan perusahaan dalam menciptakan ide-ide guna mempengaruhi proses
pembelian pada pasar sasarannya. Sedangkan Salomon (2009), mengungkapkan bahwa
minat terdiri dari keluarga, rumah tangga, pekerjaan, kelompok masyarakat,
rekreasi, mode pakaian, makanan, media dan prestasi.
3. Opinion
Menyelidiki
pandangan dan perasaan mengenai topic-topik peristiwa dunia, local, moral,
ekonomi dan social masyarakat, nilai-nilai dan sikapnya, tahap pembangnan
ekonomi, hokum dan hubungannya. Opinion merupakan
pendapat dari setiap konsumen yang berasal dari pribadi mereka sendiri. Salomon
(2009) mengatakan bahwa opini dapat terdiri dari konsumen itu sendiri, isu
social, isu politik. Bisnis, ekonomi, pendidikan, produk masa depan dan budaya.
Ekonomi dapat dan sedang berubah dengan cepat. Efeknya bias menjadi sangat jauh
dan membutuhkan perubahan dalam strategi pemasaran oleh setiap perusahaan. isu
politik juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Konsumen dalam
Negara yang sama biasanya memiliki lingkungan politik yang sama pula, tetapi
politik juga dapat mempengaruhi peluang bisnis dalam tingkat lokal maupun
internasional. Beberapa perusahaan bisnis telah menjadi sangt suskses dengan
mempelajari lingkungan politik dan menyusun strategi yang memanfaatkan peluang
yang terkait dengan perubahan dimensi politik.
2.1.3
Kategori Gaya Hidup (lifestyle)
Bilson Simamora (2002)
mengkategorikan gaya hidup menjadi dua kategori :
1.
Gaya Hidup Normative
Menggambarkan
pengharapan-pengharapan cultural tersebut dibebankan kepada individu-individu
oleh masyarakat mereka dan merujuk kepada system nilai ekonomi dan konsumsi
sebuah masyarakat, nilai-nilai dan sikapnya, tahap pembangunan ekonomi, hokum
dan hubungannya.
2.
Gaya Hidup Pribadi
Merujuk kepada kenykinan
individu tentang aktivitas konsumsi individu didalam masyarakat, kultur atau
sub kultur mereka. Hal-hal ini seperti perilaku berbelanja, kesadaran harga dan
keterlibatan keluarga dalam proses pembuatan terwujud akibat dari gaya hidup
pribadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan, kenyakinan pribadi ini
meliputi pendidikan, sikap psikologi, pengalaman, situasi social dan ekonomi
yang spesifik, lingkungan fisik dan faktor yang lainnya.
2.1.4
Klasifikasi
Gaya Hidup
Klasifikasi gaya hidup
berdasarkan tipilogi values and laifestyle (VALS) dari Stanford Research
Internasional (Kotler and Armstrong, 2004) yaitu :
1.
Actualizes
Orang dengan pendapatan
paling tinggi dengan demikian banyak sumber daya yang dapat mereka sertakan
dalam salah satu atau semua orientasi diri.
2.
Fulfilled
Professional yang matang,
bertanggung jawab, berpendidikan tinggi. Mereka berpendapatan tinggi, tetapi
termasuk konsumen yang praktis dan berorientasi pada nilai
3.
Belivers
Konsumen
konservatif, kehidupan mereka terpusat pada keluarga, agaman, masyarakat dan
bangsa
4. Achiervers
Orang
yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dala politik yang
mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka menghargai
otoritas dan status quo, serta dan menyukai produk dan jasa terkenal yang
memamerkan sukses mereka.
5. Strivers
Orang
dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers
tetapi sumber daya ekonomi, social dan psikologinya lebih sedikit.
6. Experiences
Konsumen
yang berkeinginan besar untu menyukai hal-hal yang baru
7. Makers
Orang
yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan cara yang praktis.
8. Strugglers
Orang
yang berpengasilan paling rendah dan terlalu sedikit sumber dayanya untuk
dimasukkan kedalam orientasi konsumen yang manapun dengan segala
keterbatasannya, mereka cendrung menjadi konsumen yang loyal pada merek.
2.1.5
Gaya
Hidup Ditinjau Dari Aspek Kultur, Waktu Dan Uang
Setiadi
(2003) menyatakan gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan
nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memahami bagaimana
gaya hidup sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk
mengukur gaya hidup yang berkembang Surveyor Research Internasional telah
mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup ditinjau dari aspek kultur
yaitu :
1. Outer
directed, merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk
harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma tradisonal yang telah
terbentuk.
2. Inner
direct, yaitu konsumen yang embeli produk untuk memiliki sesuatu dan tidak
terlalu memikirkan norma-norma budaya yang berkembang.
3. Need
driven, yaitu kelompok konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas kebutuhan
dan bukan keinginan.
Setiadi
(2003) juga mengemukakan VALS (value dan lifestyle) dengan mengelompokkan
manusia menurut bagaimana mereka mengahbiskan waktu dan uang dan di
klasifikasikan kedalam :
1. Pembeli
berorientasi prinsip yang membeli berdasarkan pada pandangan mereka mengenai
dunia.
2. Pembeli
berorientasi status yang membeli berdasarkan pada tindakan dan opini orang
lain.
3. Pembeli
berorientasi tindakan yang dikendalikan oleh keinginan mereka dan aktivitas,
variasi dan pengambilan resiko.
2.1.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Gaya Hidup (Life Style)
Menurut
pendapat Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat
dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk
mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya
proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Lebih
lanjut Amstrong (dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari
dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep
diri, motif, dan persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut
:
a. Sikap
Sikap
berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan
tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan
mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi
oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.
Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman
dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat
diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui
belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial
akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.
Kepribadian
Kepribadian
adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan
perbedaan perilaku dari setiap individu.
d.
Konsep diri
Faktor
lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah
menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara
konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya
akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari
pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of reference
yang menjadi awal perilaku.
e.
Motif
Perilaku
individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan
terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif
seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk
gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f.
Persepsi
Persepsi
adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan
informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun
faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni (2003) sebagai berikut :
a.
Kelompok referensi
Kelompok
referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh
langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling
berinteraksi, sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah
kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut.
Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya
hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga
memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku
individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang
secara tidak langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c.
Kelas sosial
Kelas
sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam
sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota
dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada
dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu
kedudukan (status) dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam
lingkungan pergaulan, prestise hak- haknya serta kewajibannya. Kedudukan
sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun
diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan dalam kebudayaan. Kebudayaan
yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kebiasaankebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
2.2 Masyarakat Modern
2.2.1
Definisi Masyarakat Modern
Wordpress Rafian
Journey (2010) menjelaskan bahwa Definisi masyarakat modern dapat diartikan
sebagai masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini.
Masyarakat
modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai
budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban masa kini. Pada umumnya
masyarakat modern tinggal di daerah perkotaan, sehingga disebut masyarakat
kota. Namun tidak semua masyarakat kota tidak dapat disebut masyarakat
modern,sebab orang kota tidak memiliki orientasi ke masa kini, misalnya
gelandangan.
2.2.2 Ciri Masyarakat modern
Modernisasi merupakan proses menjadi modern. Istilah
modern berasal dari kata modo yang artinya yang kini. Sehingga, modernisasi
dapat diartikan sebagai cara hidup yang sesuai dengan situasi yang kini ada,
atau konteks masa sekarang. Apabila cara hidup suatu masyarakat
seperti yang diwariskan oleh nenek-moyang atau generasi pendahulunya,
masyarakat tersebut disebut masyarakat tradisional. Istilah tradisi berasal
dari kata traditum yang artinya warisan. Tekanan pengertian modernisasi adalah
pada teknologi dan organisasi sosial.
Ciri-ciri
dari masyarakat modern dari wordpress Rafian Journey (2010) adalah sebagai
berikut :
1.
Hubungan antar manusia terutama
didasarkan atas kepentingan-kepentingan pribadi.
2.
Hubungan dengan masyarakat lain
dilakukan secara terbuka dengan suasana yang saling memepengaruhi
3.
Keprcayaan yang kuat akan Ilmu
Pengetahuan Teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
4.
Masyarakatnya tergolong ke dalam
macam-macam profesiyang dapat dipelajari dan ditingkatkan dalam lembaga
pendidikan, keterampilan dan kejuruan
5.
Tingkat pendidikan formal pada umumnya
tinggi dan merata.
6.
Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis
yang sangat kompleks
7.
Ekonomi hampir seluruhnya merupakan
ekonomi pasar yang didasarkanatas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran
lain.
Menurut Alex Inkeles, dalam Afan
Gaffar (1995) bahwa ciri-cri masyarakat modern adalah sebagai berikut:
1. Bersedia menerima
pengalaman-pengalaman baru.
2. Mampu menyatakan pendapat dan bahkan
membentuk opini tentang persoalan apa saja yang ada dalam masyarakat.
3. Berorientasi ke masa kini dan masa
depan bukan masa lampau.
4. Selalu berorientasi pada
perencanaan.
5. Memiliki keyakinan untuk bekerja.
6. Percaya bahwa segala hal,
keadaan harus dapat diperhitungkan.
7. Percaya ada harga diri dan keagungan
harkat hidup dan keagunan manusia.
8. Percaya pada ilmu dan tekhnologi.
9. Percaya kepada keadilan dalam
masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Gaya
hidup dapat disimpulkan bahwa gaya hidup lebih menggambarkan perilaku
seseorang, yaitu bagaimana mereka hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan
waktu yang dimilikinya. Menurut Minor dan Mowen (2002), gaya hidup adalah
menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan
bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup
berasal dari dalam (internal) dan dari luar (eksternal).
Faktor
internal meliputi sikap, pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri,
motif , dan persepsi. Adapun faktor eksternal meliputi kelompok referensi,
keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan. Gaya hidup didalam masyarakat modern
adalah life style (gaya hidup) yang mengikuti pola perkembangan
zaman, dengan segala bentuk kemajuan iptek. Masyarakat modern adalah masyarakat
yang telah mengalami transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu
masyarakat yang mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi zamannya atau
hidup sesuai dengan konstelasi zamannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bilson,
Simamora. (2002). Panduan Riset Perilaku
Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hartono, Rizky. (2015).
Pengaruh Faktor-Faktor Gaya Hidup
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Laptop Aplle Di Kota Jambi.Skripsi
:Jambi,Universitas Jambi
Kotler,
P. (2005). Manajemen Pemasaran Edisi
Kesebelas. Jilid 1. Terjemahan oleh Benyamin Molan. 2005. Jakarta: Indeks
Kotler,Philip
& Amstrong, G.. 2004. Prinsip-Prinsip
Pemasaran. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks Gramedia.
Raganda, Jone. (2014). Analisis Pengaruh Gaya Hidup Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Kawasaki Ninja 150 RR Di Kota Jambi. Skripsi
: Jambi, Universitas Jambi
Sutisna,
(2002). Perilaku Konsumen.
Gramedia:Jakarta
Setiadi,
Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen:
Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Penelitian Pemasaran. Edisi 1. Jakarta:
prenada Media
Yohanes, S K. dan
Peter, R P. (2006). Segmentasi Gaya hidup
pada Mahasiswa Program Studi Pemasaran Universitas Kristen Petra. Jurnal
Jurusan manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
Sumber Internet :
Duniapeljar.(2012).
http://www.duniapelajar.com/2012/09/17/ciri-ciri-masyarakat-modern/ diakses pada 13 maret 2016
Rafian, Journey.
(2010). https://shindohjourney.wordpress.com/seputar-kuliah/makalah-masyarakat-modern-dan-kebudayannya/ diakses 13 maret 2016
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTENTANG GAYA HIDUP JAMAN NOWTENTANG GAYA HIDUP BERGAYATENTANG GAYA HIDUP APA ADANYATENTANG HIDUP SEDERHANA
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus