Contoh Makalah Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Kantor Pos di Bulian,Provinsi Jambi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Seiring dengan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, kondisi sosio ekonomi masyarakat juga mengalami perubahan terutama tentang sistem nilai yang dianut dan cara pandang masyarakat. Masyarakat lebih menuntut pelayanan yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga mereka lebih teliti dan kritis dalam memilih segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Perubahan kondisi tersebut menyebabkan semakin ketatnya persaingan disegala bidang. Persaingan yang semakin ketat tidak dapat dihindari oleh setiap perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berusaha memenuhi harapan pelanggan dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan daripada yang dilakukan pesaing. Dengan demikian, hanya perusahaan yang berkualitas yang dapat bersaing dan menguasai pasar (Atmawati danWahyuddin, 2007).
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan (Atmawati danWahyuddin, 2007).
Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya dengan penawaran dan pelayanan yang optimal, mengingat perusahaan harus mampu mempertahankan posisinya di tengah persaingan bisnis yang ketat seperti sekarang ini.
Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dengan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Hartono, 2006). Kepuasan pelanggan ditentukan oleh kualitas barang atau jasa yang ditawarkan, sehingga kualitas merupakan prioritas utama bagi perusahaan sebagai tolok ukur keunggulan bersaing.
Perusahaan yang gagal memuaskan pelayanannya akan menghadapi masalah yang kompleks. Umumnya pelanggan yang tidak puas akan menyampaikan pengalaman buruknya kepada orang lain dan bisa dibayangkan betapa besarnya kerugian dari kegagalan memuaskan pelanggan.
Oleh karena itu, setiap perusahaan jasa wajib merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengendalikan sistem kualitas sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat memuaskan para pelanggannya (Atmawati danWahyuddin, 2007).
Perusahaan akan berhasil memperoleh pelanggan dalam jumlah yang banyak apabila dinilai dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan acuan keberhasilan suatu perusahaan dalam memberikan pelayanannya kepada pelanggan. Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu produk atau jasa dan harapan-harapannya (Kotler, 2007).
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam teori dan aplikasi pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktivitas bisnis (Hartono, 2006). Kepuasan pelanggan didasarkan pada pengalaman penilaian yang dibuat oleh pelanggan mengenai produk atau jasa yang ditawarkan. Penilaian itu berdasarkan evaluasi persepsi pelanggan yang berhubungan dengan pengalaman pemakaian atau value yang dimiliki yang memfasilitasi pencapaian tujuan pelanggan.
Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dimana terdapat lima dimensi. Menurut Parasuraman (1990) menunjukkan bahwa persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan meliputi persepsi yang berhubungan dengan sarana fisik (Tangibles), kehandalan (Reliability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance) dan empati ( Empathy) yang dapat diukur dengan instrumen SERVQUAL.
PT POS Indonesia atau lebih dikenal dengan Kantor Pos adalah salah satu Badan Usaha yang bergerak di bidang jasa khususnya pengiriman surat menyurat. Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi
Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantor Pos online, serta dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1      Mengukur tingkat kualitas pelayanan POS

1.3  Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1      Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
·         Untuk menganalisis pengaruh variabel tangible terhadap kepuasan pelanggan.
·         Untuk menganalisis pengaruh variabel reliability terhadap kepuasan pelanggan.
·         Untuk menganalisis pengaruh variabel responsiveness terhadap kepuasan pelanggan.
·         Untuk menganalisis pengaruh variabel assurance terhadap kepuasan pelanggan.
·         Untuk menganalisis pengaruh variabel empathy terhadap kepuasan pelanggan.

1.3.2        Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
·         Bagi Perusahaan
Dapat memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam melakukan kebijakan dan strategi pemasaran yang berkaitan dengan kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan.
·         Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan dengan kualitas pelayanan dan kepuasan.





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Karakteristik jasa
2.1.1.1 Pengertian Jasa
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti dari mulai pelayanan personal sampai jasa sebagai suatu produk. Definisi jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Tjiptono, 2006). Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau aktivitas, dan
aktivitas tersebut tidak berwujud (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Dari definisi diatas tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak pelanggan dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari.
2.1.2 Kualitas Pelayanan
Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2006). Definisi lain kualitas adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006). Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu
produk atau jasa yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. 12 Modernitas dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan. Pola konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas. Salah satu model kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality). Service quality adalah seberapa jauh perbedaan antara harapan dan kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima dengan layanan sesungguhnya yang mereka harapkan. Kualitas pelayanan menjadi hal utama yang diperhatikan serius oleh perusahaan, yang melibatkan seluruh
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kualitas bukanlah diukur dari sudut pandang penyedia jasa saja, tetapi berdasarkan sudut pandang/ persepsi pelanggan. Hal ini disebabkan karena
pelangganlah yang membeli dan memakai jasa. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang buruk.
2.1.2.1 Dimensi Kualitas Pelayanan
Konsep kualitas pelayanan merupakan faktor penilaian yang merefleksikan persepsi pelanggan terhadap lima dimensi spesifik dari kinerja layanan. Ada lima dimensi kualitas jasa pelayanan (Parasuraman, 1998), yaitu:
1. Bukti Langsung (tangibles), adalah bukti fisik suatu perusahaan dalam menunjukkan esksitensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
oleh pemberi jasa yang meliputi fasilitas fisik perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Kehandalan (realibility), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk atau jasa yang handal. Produk atau jasa jangan sampai mengalami kerusakan/ kegagalan. Dengan kata lain, produk/ jasa tersbut selalu baik.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf: bebas dari bahaya, resiko, atau keragu-raguan.
5. Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan. Untuk memberikan kualitas pelayanan yang baik, sangat penting untuk para karyawan memperhatikan pelanggannya. Pendapat lain yaitu dari Garvin (Tjiptono, 1996) dimana ada delapan dimensi kualitas yang telah dikembangkan,diantaranya:
Kinerja yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
Ciri atau keistimewaan tambahan yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
Kehandalan yaitu kemungkinan kecil mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
Kesesuaian dengan spesifikasi yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memnuhi standar-standar yang ditetapkan sebelumnya.
Daya tahan yaitu berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus digunakan.
Serviceability dapat meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan.
Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra.
Kualitas yang dipersepsikan yaitu citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Kualitas pelayanan dapat dinilai dari banyak faktor yang berhubungan, dimana kualitas pelayanan dapat dinilai dari persepsi pelanggan dalam menikmati barang dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, sehingga yang dirasakan oleh pelanggan adalah keinginan yang selalu terpenuhi dan harapan terhadap performa barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen dapat diterima.

2.1.3 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Pelanggan merupakan fokus utama pembahasan mengenai kepuasan dan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, pelanggan memegang peranan cukup penting dalam mengukur kepuasan terhadap produk maupun pelayanan yang diberikan perusahaan. Sedangkan menurut Sumarwan (2003), kepuasan pelanggan merupakan dampak dari perbandingan antara harapan pelanggan sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh pelanggan dari produk yang dibeli tersebut. Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler dkk, 2000).
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan yang ditinjau dari sisi pelanggan yaitu mengenai apa yang telah dirasakan pelanggan atas pelayanan yang telah diberikan dibandingkan dengan apa yang mereka inginkan. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan pelanggan yang merasa puas. Hal ini memberikan beberapa manfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.
Menurut Kotler (2000), ada empat metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:
Sistem keluhan dan saran
Perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan yang berorientasi pada pelanggan.
Survei kepuasan pelanggan
Sesekali perusahaan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas jasa perusahaan tersebut dimana dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan kepada pelanggan. Dari hasil survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan jasa perusahaannya.
Ghost shopping
Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang perusahaan (ghost shopper) untuk bersikap sebagai pelanggan di perusahaan pesaing dengan tujuan para ghost shopper tersebut dapat mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat dijadikan koreksi terhadap perusahaan itu sendiri.
Analisa pelanggan yang hilang
Metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung lagi di perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan pesaing. Selain itu, perusahaan dapat menanyakan sebab berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing.

2.1.3.1 Hubungan Antar Variabel
Dalam penelitian ini, kepuasan pelanggan dipengaruhi beberapa faktor yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Berikut ini adalah penjelasan hubungan keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen.
2.1.3.1.1 Hubungan Tangible dengan Kepuasan Pelanggan
Karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba maka aspek wujud fisik menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indera penglihatan untuk menilai suatu kulitas pelayanan. Menurut Zeithaml. et al. 1985 (Aviliani dan Wilfridus, 1997) wujud fisik (tangible) adalah kebutuhan pelanggan yang berfokus pada fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan, tersedia tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan, sarana komunikasi serta penampilan karyawan.
Bukti fisik yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek ini juga merupakan salah satu sumber yang mempengaruhi harapan pelanggan. Karena dengan bukti fisik yang baik maka harapan pelanggan menjadi lebih tinggi. Oleh karena itu merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh aspek wujud fisik yang paling tepat, yaitu masih memberikan impresi positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan tetapi
tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Indikator yang dapat diukur dari tangible adalah sebagai berikut:
1 Kondisi gedung
2 Kondisi sarana penunjang
Hubungan wujud fisik dengan kepuasan pelanggan adalah wujud fisik mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap wujud fisik maka kepuasan pelanggan juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi pelanggan terhadap wujud fisik buruk maka kepuasan pelanggan juga akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Arya Paramarta (2008) menyebutkan bahwa variable compliance, assurance, tangibles, reliability, responsiveness, empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Atas dasar uraian diatas, maka dapat disajikan hipotesis sebagai berikut :
H1 = Bukti fisik / tangible berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
2.1.3.1.2 Hubungan Reliability dengan Kepuasan Pelanggan
Menurut parasuraman, dkk. (1998) dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006) berpendapat kehandalan (reliability) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seusai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. Pemenuhan janji dalam pelayanan akan mencerminkan kredibilitas perusahaan. Indikator yang dapat diukur dari reliability adalah:
a. Memberikan pelayanan sesuai janji.
b. Memberikan pelayanan tepat waktu.
c. Memberikan informasi kepada pelanggan tentang kapan pelayanan yang dijanjikan akan direalisasikan.
Hubungan kehandalan dengan kepuasan pelanggan adalah kehandalan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap kehandalan perusahaan maka kepuasan pelanggan juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi pelanggan terhadap kehandalan buruk maka kepuasan pelanggan juga akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Arta Paramarta (2008) menyebutkan bahwa variable compliance, assurance, tangibles, reliability, responsiveness, empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Atas dasar uraian diatas, maka dapat disajikan hipotesis sebagai berikut :
H2 = Kehandalan / reliability berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
2.1.3.1.3 Hubungan Responsiveness dengan Kepuasan Pelanggan
Yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tangap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi serta penanganan keluhan pelanggan. Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 (Lupiyoadi & Hamdani, 2006) daya tanggap (responsiveness) yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas. Dan membiarkan pelanggan menunggu merupakan persepsi yang negative dalam kualitas pelayanan. Berdasarkan banyak
studi yang dilakukan, ada satu hal yang sering membuat pelangan kecewa, yaitu pelanggan sering diping – pong saat membutuhkan informasi. Dari staf yang satu dioper ke staf yang lain kemudian staf yang lain tidak mengetahui atau menjawab hal apa yang diinginkan oleh pelanggan. Sunguh pelayanan yang tidak tanggap dan pasti akan membuat pelanggan merasa tidak puas. Daya tanggap / ketanggapan yang diberikan oleh perusahaan dengan baik akan meningkatkan kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan. Indikator yang dapat diukur dari responsiveness adalah:
Memberikan palayanan yang tepat.
Keinginan dan kerelaan untuk membantu / menolong pelanggan.
Karyawan cepat tanggap terhadapa jasa yang dibutuhkan pelanggan.
Hubungan daya tanggap dengan kepuasan pelanggan adalah daya tanggap mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap daya tanggap perusahaan maka kepuasan pelanggan juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi pelanggan terhadap daya tanggap buruk maka kepuasan pelanggan juga akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Arta Paramarta (2008) menyebutkan bahwa variable compliance,
assurance, tangibles, reliability, responsiveness, empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Atas dasar uraian diatas, maka dapat disajikan hipotesis sebagai berikut :
H3 = Daya tanggap / responsiveness berpengaruh positif dan signifkan terhadap kepuasan pelanggan.
2.1.3.1.4 Hubungan Assurance dengan Kepuasan Pelanggan
Kotler (2001) mendefinisikan keyakinan ( assurance ) adalah pengetahuan terhadap produk secara tepat, kesopansantunan karyawan dalam memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan terhadap perusahaan. Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 (Lupiyoadi & Hamdani, 2006) yaitu meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuannya terhadap produk secara tepat, keramah tamahan, perhatian dan kesopanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau pun keraguan. Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan dapat menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Indikator yang dapat diukur dari assurance adalah:
a. Perilaku karyawan yang membuat pelanggan merasa aman saat menggunakan jasa pelayanan perusahaan.
b. Karyawan yang memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan dari pelanggan.
Jaminan (assurancce) yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan para pegawai Kantor Pos dalam melayani kebutuhan pelanggan, etika para pegawai, dan jaminan keamanan dari perusahaan atas pelanggan saat berkunjung ke perusahaan. Adanya jaminan keamanan dari suatu perusahaan akan membuat pelanggan merasa aman dan tanpa ada rasa ragu-ragu untuk melakukan aktivitas jasa, disamping itu jaminan dari suatu perusahaan akan berpengaruh pada
kepuasan pelanggan karena apa yang diinginkan pelanggan dapat dipenuhi oleh perusahaan yaitu dengan pengetahuan dan ketrampilan dari karyawan perusahaan tersebut. Kesopanan dan keramahan dari karyawan akan membuat pelanggan merasa dihargai sehingga mereka puas denganpelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Hubungan jaminan dengan kepuasan pelanggan adalah jaminan mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap jaminan yang diberikan oleh perusahaan maka kepuasan
pelanggan juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi pelanggan terhadap jaminan yang diberikan oleh perusahaan buruk maka kepuasan pelanggan juga akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Arta Paramarta (2008) menyebutkan bahwa variable compliance, assurance, tangibles, reliability, responsiveness, empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Atas dasar uraian diatas, maka dapat disajikan hipotesis sebagai
berikut :
H4 = Jaminan / Assurance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
2.1.3.1.5 Hubungan Emphaty dengan Kepuasan Pelanggan
Menurut Parasuraman. Dkk. 1998 dalam Lupiyoadi dan Hamdani (2006), empati (emphaty) yaitu perhatian dengan memberikan sikap yang tulus dan berifat individual atau pribadi yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan usaha perusahaan untuk memahami
keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Dari pengertian dia atas dapat disimpulkan kepedulian yaitu perhatian khusus atau individu terhadap segala kebutuhan dan keluhan pelanggan, dan adanya komunikasi yang baik antara karyawan perusahaan dengan pelanggan. Dengan adanya perhatian khusus dan komunikasi yang baik dari karyawan perusahaan atas pelanggan akan berpengaruh juga pada kepuasan pelanggan, karena pelanggan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan yaitu apa yang dibutuhkan dan dikeluhkannya ditanggapi secara baik oleh pihak perusahaan. Indikator yang dapat diukur dari emphaty adalah:
a. Karyawan memahami keperluan yang khusus dari pelanggan.
b. Karyawan memberi kesempatan bertanya bagi pelanggan.
c. Karyawan memberi perhatian penuh pada saat melakukan transaksi dengan pelanggan.
Hubungan empati dengan kepuasan pelanggan adalah empati mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap kepedulian yang diberikan oleh perusahaan maka kepuasan pelanggan juga akan semakin tinggi. Dan jika persepsi pelanggan terhadap kepedulian yang diberikan oleh perusahaan buruk maka kepuasan pelanggan juga akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Wayan Arta Paramarta (2008)
menyebutkan bahwa variable compliance, assurance, tangibles, reliability, responsiveness, empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Atas dasar uraian diatas, maka dapat disajikan hipotesis sebagai berikut :
H5 = Empati / empathy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.





























BAB III
METODE PENELITIAN

1.4  Metode Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner yang dilakukan pada tanggal 20 – 25 Oktober 2014
didapat 100 responden.
Isi dari kuesioner tersebut adalah :
·           Identitas responden, yaitu mengenai nam, usia, dan tandatangan
·           Pertanyaan mengenai tanggapan responden mengenai variable : bukti fisik, daya tanggap, kehandalan, jaminan, empati dengan skala interval.
2.      Studi Pustaka dari berbagai literatur, penelitian terdahulu, majalah, koran.




















BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Realibility
NO
Pertanyaan
Kinerja
Jumlah

Kepentingan
Jumlah

1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
Apakah karyawan Kantor Pos tidak melakukan kesalahan dalam pelayanannya.
11
16
46
25
2
100
3
8
27
38
24
100
2
Apakah kantor pos tepat waktu dalam pengiriman dan penerimaan barang serta pelayanan lainnya
9
15
32
39
5
100
4
7
24
40
25
100
3
Bagaimana perhatian yang di berikan karyawan kantor pos dalam  menyelesaikan masalah pelanggan.
9
5
50
30
6
100
1
7
36
36
20
100
4
Apakah Pelayanan yang dijanjikan kepada anda sesuai dengan harapan Anda.
7
11
28
41
13
100
2
6
17
32
43
100

JUMLAH
36
47
156
135
26
400
10
28
104
146
112
400

Persentase (%)
9
11.75
39
33.75
6.5
100%
2.5
7
26
36.5
28
100%
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas Realibility Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 9% menyatakan sangat kurang Baik dan 28% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting

4.2 Daya Tanggap (Responsiveness)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
NO
Pertanyaan
Kinerja
Jumlah

Kepentingan
Jumlah
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
Apakah Karyawan kantor Pos dapat mengatakan dengan pasti kapan pelayanan yang dibutuhkan dapat terlaksana.
11
14
43
25
7
100
3
6
34
33
24
100
2
Apakah pelayanan yang diberikan  karyawan Kantor Pos  cepat dan tepat.
4
12
43
28
13
100
1
5
23
35
36
100
3
Bagaimana kesediaan karyawan Kantor Pos dalam membantu pelanggan
6
11
24
43
16
100
1
4
22
32
41
100
4
Bagaimana kejelasan informasi yang disampaikan oleh karywan Kantor Pos.
8
10
29
30
23
100
5
8
21
36
30
100

JUMLAH
29
47
139
126
59
400
10
23
100
136
131
400

Persentase  (%)
7.25
11.75
34.75
31.5
14.75
100%
2.5
5.75
25
34
32.75
100%
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas Responsive Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 7.25% menyatakan sangat kurang Baik dan 32.75% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting

4.3  Jaminan (Assurance)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
NO
Pertanyaan
Kinerja
Jumlah
(%)
Kepentingan
Jumlah
(%)
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
Bagaimana keramahan dan kesopanan karyawan Kantor Pos kepada pelanggannya.
12
9
48
29
2
100
3
10
24
33
30
100
2
Apakah pengetahuan karyawan yang cukup baik dalam menjawab pertanyaan pelanggan.
6
10
41
39
4
100
3
5
30
32
30
100
3
Bagaimana keamanan barang pelanggan dalam menggunakan jasa pengiriman Kantor Pos.
9
5
42
37
7
100
2
3
25
28
42
100
4
Bagaimana kepercayaan anda terhadap Kantor Pos dalam  pelayanan karyawannya.
7
9
28
46
10
100
2
8
23
29
38
100

JUMLAH
34
33
159
151
23
400
10
26
102
122
140
400

Persentase (%)
8.5
8.25
39.75
37.75
5.75
100%
2.5
6.5
25.5
30.5
35
100%
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas jaminan (assurance) Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 8.5% menyatakan sangat kurang Baik dan 35% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting

4.5 Kepedulian (Emphaty)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
NO
Pertanyaan
Kinerja
Jumlah

Kepentingan
Jumlah

1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
Bagaimana perhatian karyawan Kantor Pos terhadap pelanggannya.
9
12
28
45
6
100
3
8
21
35
33
100
2
Bagaimana pengertian karyawan Kantor Pos terhadap kebutuhan yang penting bagi pelanggannya
5
10
37
33
15
100
3
9
22
35
31
100
3
Apakah kepentingan pelanggan diutamakan oleh karyawan Kantor Pos
7
17
33
32
11
100
2
6
32
26
34
100
4
Apakah jam pelayanan Kantor Pos  sesuai dengan kebutuhan pelanggan
7
8
29
39
17
100
3
9
18
29
41
100

JUMLAH
28
47
127
149
49
400
11
32
93
125
139
400

Persentase(%)
7
11.75
31.75
37.25
12.25
100%
2.75
8
23.25
31.25
34.75
100%
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas Kepedulian (Emphaty) Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 7% menyatakan sangat kurang Baik dan 34.75% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting

4.1 Bukti Fisik (Tangible)
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
NO
Pertanyaan
Kinerja
Jumlah
(%)
Kepentingan
Jumlah
(%)
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
(%)
2
(%)
3
(%)
4
(%)
5
(%)
1
Bagaimana keadaan Kantor Pos yang bersih dan nyaman
9
7
34
35
15
100
2
9
20
34
35
100
2
Bagaimana kondisi gedung yang baik dan fasilitas yang lengkap di Kantor Pos
10
11
33
29
17
100
1
7
35
27
30
100
3
Bagaimana kebersihan di lingkungan Kantor Pos
10
8
28
44
10
100
3
9
21
33
34
100
4
Apakah tersedianya tempat parkir untuk pelanggan Kantor Pos
8
5
35
30
22
100
5
5
20
28
42
100

JUMLAH
37
31
130
64
64
400
11
30
96
122
141
400

Persentase (%)
9.25
7.75
32.5
16
16
100%
2.75
7.5
24
30.53
35.25
100%
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas bukti fisik (tangible) Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 9.25% menyatakan sangat kurang Baik dan 35.25% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting




BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di bulian,muara jambi dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan Kantor Pos dibulian, muara jambi baik. Didapat kita lihat dari :
o   Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas Realibility Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 9% menyatakan sangat kurang Baik dan 28% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting
o   Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas Responsive Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 7.25% menyatakan sangat kurang Baik dan 32.75% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting
o   Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas jaminan (assurance) Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 8.5% menyatakan sangat kurang Baik dan 35% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting
o   Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas Kepedulian (Emphaty) Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 7% menyatakan sangat kurang Baik dan 34.75% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting
o   Dari survey yang dilakukan terlihat bahwa kualitas bukti fisik (tangible) Kantor Pos di Bulian bisa dikatakan baik. Dari survey yang dilakukan 9.25% menyatakan sangat kurang Baik dan 35.25% aspek kepentingan mendominasi yang menyatakan pelayanan kerja penting


1.2  Saran
Sistem manajemen kantor pos telah baik dan ini dapat dilihat dari sitem pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Tetapi alangkah lebih baik kantor pos dapat memperhatikan sifat ataupun karakter pelanggan agar seluruh masyarakat dapat merasakan pelayanan yang berkualitas.


                                                                

Komentar

  1. gan bisa ga saya minta full file nya,,untuk penggunaan pribadi gan,,, mau skripsian
    kalo boleh di email ke saya ya gan
    bram.d.pratama@gmail.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH GAYA HIDUP DALAM MASYARAKAT MODERN

Gaya kepemimpinan dan contoh Gaya Kepemimpinan Honda dan Marcedez Indonesia